Pemerintah Antisipasi Tekanan dan Dampak Inflasi Melalui BLT BBM
Pemerintah Antisipasi Tekanan dan Dampak Inflasi Melalui BLT BBM
Oleh : Savira Ayu )*
Pemerintah berusaha maksimal menekan dampak inflasi global. Salah satunya dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT BBM). Bantuan ini akan meringankan ekonomi masyarakat dan tekanan inflasi akibat penyesuaian harga BBM.
Setelah pandemi mereda, dunia bergejolak karena ada ancaman resesi dan inflasi global yang diprediksi datang tahun 2023. Kondisi ekonomi banyak negara telah kacau-balau dikarenakan faktor pandemi. Pemerintah tidak ingin Indonesia mengalami resesi dan inflasi parah seperti yang telah terjadi di Inggris. Oleh karena itu ada langkah-langkah jitu untuk menyelamatkan perekonomian, salah satunya dengan pemberian BLT BBM.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyatakan bahwa pemerintah memberikan BLT BBM dan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Tujuannya untuk melindungi daya beli masyarakat dari tekanan harga global, juga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Pemerintah juga terus memantau harga komoditas dunia.
Dalam artian, BLT BBM diberikan untuk mensejahterakan masyarakat. Penyebabnya karena mereka yang paling terdampak oleh inflasi global. Sementara inflasi di Indonesia pada bulan Agustus mencapai 4,6%. Namun masyarakat jangan memandang miring karena pada ini sudah ada penurunan, mengingat pada bulan Juli inflasinya 4,9%.
Tingkat inflasi di bawah 10% dalam ilmu ekonomi masih tergolong aman, dan masyarakat diminta untuk tidak panik dan takut akan kena dampak dari resesi dan inflasi global. Sementara tingkat inflasi yang sedang adalah 10%-30%.
Untuk makin menurunkan inflasi maka pemerintah memberikan BLT BBM sebagai bantalan sosial. Masyarakat menerima Rp.600.000 dan mereka bisa membelanjakannya untuk membeli kebutuhan pokok. Dengan cara ini maka masyarakat tidak terdampak inflasi, karena harga beras dan lain-lain mengalami kenaikan, tapi masih bisa dibeli.
Masyarakat mendukung langkah pemerintah untuk memberikan BLT BBM karena memikirkan efek jangka panjangnya. BLT adalah stimulus agar kondisi dompet masyarakat sehat dan mereka masih bisa membeli beras dan sembako lain. Walau nominalnya 600.000 tetapi sudah cukup besar bagi rakyat kecil, dan mereka mensyukurinya. Pemberian tersebut adalah bukti bahwa pemerintah masih pro rakyat kecil.
Apalagi penyaluran BLT BBM dipermudah, karena melalui Kantor Pos, bukannya bank swasta atau BUMN. Belum tentu semua warga negara Indonesia punya rekening di bank. Oleh karena itu penyaluran via pos memudahkan mereka, apalagi Kantor Pos ada di berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai ke pelosok Indonesia Timur.
Jika tidak ada BLT BBM maka berbahaya, karena banyak yang kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan dapur mereka. Akibatnya barang-barang di pasar tidak ada yang membeli. Roda perekonomian berjalan dengan lambat dan ekonomi Indonesia bisa tersendat-sendat, dan bisa terkena resesi global. Tentu pemerintah tidak ingin ada situasi buruk seperti ini.
Pemberian BLT BBM juga bisa mencegah dampak negatif lain yakni naiknya angka kejahatan. Jika harga-harga naik sementara tidak ada bantuan sosial, maka rakyat menderita karena kelaparan massal. Akibatnya ada yang nekat mencuri dan tingkat kejahatan jadi naik. Dampak negatif ini bisa ditekan dengan pemberian BMT BBM.
Sementara itu, akademisi dari Universitas Indonesia Arthur Subroto, menyatakan bahwa BLT BBM bisa mengatasi dampak inflasi dan meyakinkan para penanam modal asing. Kalkulasi BLT BBM sudah diperhitungkan oleh pemerintah dengan sangat tepat.
Dalam artian, pemberian BLT BBM tidak memberatkan APBN karena sudah dihitung. Anggaran untuk bantuan sosial sudah diadakan sejak awal masa pandemi, dan pemerintah memaklumi keadaan rakyat kecil. APBN akan seimbang walau masih masa pandemi.
Selain itu, BLT BBM bisa mengatasi dampak inflasi karena saat terjadi inflasi, maka harga-harga barang mengalami kenaikan. Namun masyarakat tidak protes karena mereka bisa membelinya. Tidak dengan uang pribadi mereka sendiri, tetapi menggunakan BLT BBM.
Inflasi dan resesi harus dikendalikan karena jangan sampai terjadi seperti di negara-negara Eropa, saat ada anak kecil yang terpaksa makan karet karena kelaparan. Pemecatan terjadi di mana-mana dan banyak yang terpaksa bekerja di sektor haram hanya sekadar untuk mencari makan. Kondisi ini tentu sangat mengerikan dan jangan sampai menular ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu jangan sampai rakyat Indonesia kelaparan, dan mereka terselamatkan berkat dana BLT BBM dari pemerintah. Perut rakyat kecil harus diselamatkan, karena kebutuhan sandang dan pangan adalah yang utama. Meski harga BBM mengalami penyesuaian tetapi rakyat harus diselamatkan, dan mereka bisa bernafas lega karena mendapatkan BLT BBM.
Masyarakat mendukung optimalisasi upaya pemerintah dalam memberikan BLT BBM, sebagai salah satu cara untuk menghindari inflasi dan resesi global. Pandemi belum berakhir dan saat ini ada ancaman inflasi. Namun pemerintah bergerak cepat dan menyelamatkan rakyat, melalui pemberian BLT BBM.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute