BIN dan TNI/Polri Jaga Sinergitas Wujudkan Keamanan Jelang KTT G20
BIN dan TNI/Polri Jaga Sinergitas Wujudkan Keamanan Jelang KTT G20
Oleh : Dina Kahyang Putri )*
Seluruh pihak keamanan seperti BIN dan TNI/Polri terus berupaya menjaga sinergitasnya demi bisa mewujudkan keamanan dan kenyamanan di wilayah Bali. Hal tersebut dilakukan utamanya menjelang penyelenggaraan KTT G20.
Menjelang pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 15 hingga 16 November 2022 mendatang, seluruh pihak kemudian bersama-sama untuk bisa mempersiapkan gelaran tersebut agar bisa berjalan dengan sangat baik dan lancar.
Utamanya, persiapan sangat banyak dilakukan oleh Indonesia karena menjadi tuan rumah sekaligus pimpinan penyelenggaraan forum bergengsi tingkat internasional tersebut. Aspek yang kemudian menjadi sangat banyak dibahas adalah mengenai pengamanan dan penjagaan yang bagaimana caranya harus bisa diupayakan secara maksimal.
Karena sama sekali tidak bisa dipungkiri bahwa dalam setiap berlangsungnya sebuah acara, aspek keamanan akan menjadi termasuk yang paling penting untuk diperhatikan. Apabila suatu penyelenggaraan kegiatan tertentu gagal menjaga keamanannya, maka bisa dikatakan gelaran tersebut akan menjadi gagal untuk dilaksanakan karena sama sekali tidak akan lancar dan secara otomatis membuat citra dari tuan rumah penyelenggaraannya menjadi kurang baik di mata para tamu undangan.
Begitu pula dengan KTT G20, yang mana Indonesia menjadi tuan rumahnya. Maka Indonesia sendiri akan sangat berupaya untuk menjamin aspek keamanan bisa ditingkatkan dengan sangat tinggi agar bisa menghasilkan suatu pelaksanaan forum internasional tersebut menjadi lancar dan sukses dilangsungkan.
Dalam rangka menjamin adanya pengamanan dan penjagaan secara maksimal tersebut, pihak BIN dengan tegas memastikan bahwa pengamanan KTT G20 akan dilakukan dengan sangat serius dan juga penuh dengan kewaspadaan, sehingga tidak akan mungkin ada pengamanan yang terkesan seadanya. Hal-hal yang sekiranya dinilai akan berdampak buruk pada penyelenggaraan G20 pasti akan mampu diminimalisasi sebaik mungkin.
Mengenai hal tersebut, Juru Bicara BIN, Wawan Hari Purwanto menjelaskan bahwa meskipun dilakukan dengan penuh kewaspadaan, perhitungan tinggi dan serius, pengamanan tetap ramah terhadap masyarakat setempat. Aspek ini juga akan menjadi sangat diperhatikan dan bisa jadi merupakan tantangan tersendiri.
Pasalnya, di satu sisi pihak keamanan harus bisa dengan tegas mengamankan secara dengan serius menghalau segala macam potensi ancaman atau risiko yang bisa saja menjadi penghalang G20, namun di sisi lain, harus tetap mampu menjaga hubungan baik dengan seluruh masyarakat setempat karena hal tersebut nantinya akan menunjukkan adanya keramahtamahan warga sehingga dunia pun menilai kalau keberlangsungan G20 sangat berhasil dengan berbagai indikator.
Lebih lanjut, Wawan menambahkan bahwa pengamanan telah dipersiapkan dari berbagai aspek, meliputi keamanan siber, penjagaan ketat di pintu keluar-masuk Pulau Dewata hingga antisipasi bencana alam. Pihak BIN benar-benar secara serius menjaga keamanan KTT G20, bahkan dari banyak sektor sudah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga akan sangat kecil kemungkinan adanya kebocoran keamanan yang terjadi.
Menurut Wawan, persiapan pengamanan KTT G20 terus dilakukan sebagai upaya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para tamu sebagai langkah preventif. Karena memang pencegahan dan pendeteksian sejak awal apabila terjadi potensi atau risiko gangguan keamanan memang menjadi hal yang sangat perlu untuk dilakukan. Pasalnya jangan sampai kejadian buruk terjadi, namun tanpa adanya pendeteksian sejak awal ataupun pencegahan yang baik sehingga jika telah terdeteksi justru akan memperburuk keadaan.
Sejalan dengan hal itu, Polri akan mengerahkan lebih dari 8.000 personel untuk mengamankan rangkaian kegiatan yang dijadwalkan pada KTT G20 di Bali. Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra mengungkapkan personel dari Polda Bali dan Mabes Polri di bawah kendali operasional (NCO) akan bersama-sama mengamankan KTT G20.
Sementara Pangdam IX/Udayana dan Komandan Satgas Keamanan Regional Bali untuk G20, Mayjen Sonny Aprianto juga menyebut bahwa TNI berencana mengerahkan 6.000 personel untuk membantu Polri dalam kegiatan KTT G20. Bukan hanya itu, namun ada pula sebanyak 2000 personel yang disiapsiagakan untuk bisa mengantisipasi jika terjadi bencana alam.
Dalam hal pengamanan, memang, mulai dari pihak BIN hingga TNI-Polri pun seluruhnya terus menjalin kerja sama dengan sangat baik demi memastikan kelancaran G20. Mantan Dubes RI untuk New Zealand, Tantowi Yahya mengatakan, ada tiga hal yang menjadi daya tarik seorang calon peserta sampai ke tingkat kepala negara menghadiri sebuah KTT. Pertama yakni soal pengamanan.
Dirinya kemudian mengapresiasi jajaran BIN serta TNI/Polri yang sudah membangun situasi keamanan yang kondusif selama ini, terutama dalam satu tahun terakhir. Menurutnya, seluruh pihak keamanan selama ini melakukan pengamanan dengan mengedepankan cara humanis dan tak terlihat menyeramkan. Hal itu sangat diperlukan untuk menjamin para peserta dan kepala negara yang ikut G20 merasa nyaman hadir di Bali.
Memang untuk bisa mewujudkan keamanan secara maksimal dalam penyelenggaraan KTT G20 di Bali, seluruh pihak harus terus meningkatkan sinergitasnya antar satu dengan yang lain. Hal tersebut juga terus diupayakan oleh para jajaran keamanan seperti BIN serta TNI/Polri yang terus melakukan koordinasi secara berkesinambungan demi jaminan Presidensi G20 Indonesia berjalan dengan aman dan nyaman.
)* Penulis adalah Persada Institute