Sistem Keamanan KTT G20 Gunakan Teknologi Canggih
Sistem Keamanan KTT G20 Gunakan Teknologi Canggih
Oleh : Shenna Aprilya Zahra )*
Sistem keamanan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) di Bali telah memanfaatkan dan menggunakan teknologi yang super canggih, diantaranya adalah penggunaan face recognition yang juga telah langsung tersambung dengan data pusat sehingga akan sangat mempermudah pengidentifikasian seluruh hadirin.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sistem keamanan yang dipakai saat KTT G20 di Bali menggunakan teknologi yang canggih. Salah satunya teknologi pengenalan wajah dengan cepat atau face recognition. Menurut Luhut, teknologi itu langsung bisa mendeteksi identitas orang yang terekam dalam kamera CCTV.
Memang untuk bisa menjamin kelancaran dan juga kesuksesan penyelenggaraan acara sebesar KTT G20 tersebut, aspek keamanan menjadi salah satu yang sangat penting untuk bisa terus diperhatikan. Tidak ingin ketinggalan dengan negara-negara maju lainnya, bahkan Indonesia sendiri selaku tuan rumah konferensi internasional itu menggunakan teknologi yang sangat canggih.
Kecanggihan teknologi sistem keamanan yang digunakan ini memungkinkan adanya pengenalan identitas hanya dengan melakukan pengenalan wajah saja, dan hal tersebut bisa dilakukan dengan sangat cepat tanpa membuang waktu. Pengenalan wajah menjadi hal yang dibutuhkan karena juga mampu terkoneksi secara langsung melalui kamera pemantau keamanan CCTV.
Hal tersebut memang sengaja dilakukan karena CCTV sendiri memiliki peran yang sangat krusial sebagai kamera tersembunyi untuk bisa terus merekam dan mengawasi kejadian apapun yang terjadi di area sekitarnya sehingga sangat tepat jika dipergunakan untuk mengantisipasi ataupun melacak seorang yang mungkin bisa saja melakukan suatu tindak kejahatan ketika acara berlangsung.
Belakangan Indonesia sangat mempersiapkan dan bahkan sama sekali tidak main-main dalam soal keamanan penyelenggaraan acara Presidensi G20 karena memang seluruh dunia saat ini sedang banyak yang menyoroti bangsa ini. Keberhasilan kepemimpinan Indonesia dalam menyelenggarakan KTT G20 akan menjadi hal yang sangat penting nilainya dan bahkan menentukan bagaimana nasib negara ini ke depannya.
Karena jika negara-negara lain menganggap Indonesia sangat berhasil dan menjadi sebuah negara yang aman, nyaman hingga berpotensi, maka bukan tidak mungkin negara-negara maju lainnya akan tertarik melakukan penanaman modal aau berinvestasi di Tanah Air sehingga jelas sangat membantu percepatan pemulihan perekonomian nusantara.
Menko Luhut kembali menegaskan bahwa dengan dipergunakannya teknologi canggih dalam sistem keamanan KTT G20 oleh Indonesia, diharapkan hal tersebut mampu untuk memperkecil kemungkinan adanya potensi risiko beberapa hal yang tidak diinginkan untuk terjadi.
Bahkan, optimalisasi sistem teknologi face recognition tersebut terus dioptimalkan oleh Indonesia, yakni dengan adanya pemasangan lebih dari 2.300 kamera CCTV di seluruh lokasi. Sehingga siapapun yang melintas pasti akan langsung dengan mudah diidentifikasi oleh teknologi pengenalan wajah itu dan langsung disambungkan dengan pusat data.
Terlebih, ada koordinasi yang sangat bagus diantara seluruh personel TNI dan Polri, termasuk juga dalam penggunaan teknologi face recognition yang digunakan ini. Luhut menyatakan bahwa diantara posko milik TNI dan juga posko Polri dan juga data command center keamanan pusat, seluruhnya sudah sangat terintegrasi dengan baik.
Lebih lanjut, tentunya jika berbicara aspek keamanan, bukanlah hanya keamanan secara fisik saja, melainkan juga masih terdapat ancaman keamanan lain non-fisik seperti serangan siber. Mengenai hal itu, segala upaya untuk bisa mengantisipasinya juga terus dilakukan oleh tim keamanan Indonesia untuk KTT G20.
Antisipasi serangan hacker dan siber saat KTT G20 diselenggarakan, menurut Luhut akan langsung ditangani oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian dan persiapan yang mereka lakukan pun sudah sangat matang dari jauh hari.
Dia yakin BSSN dan Polri memiliki kapasitas didukung tekonologi canggih untuk menghadapi serangan siber. Pasalnya menurut Menko Marves ini, memang pada jaman sekarang, serangan yang lebih mengancam dan berbahaya secara signifikan adalah pada ranah perang siber, bukan lagi secara fisik.
Sementara itu, dalam Apel Gelar Pasukan Pengamanan VVIP pada KTT G20, di Lapangan Niti Mandala, Renon Denpasar, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membeberkan kekuatan militer yang akan dikerahkan. Dia mengatakan seluruh personel akan dikerahkan mulai pukul 07.30 WITA pada Selasa (8/11). Jumlah personel mencapai 18.030 orang. Terdiri dari 14.300 TNI, dan sisanya Polri serta satuan lainnya.
Jenderal Andika menyampaikan bahwa bahkan seluruh personel tersebut telah siap pada posisi mereka masing-masing untuk sesegera mungkin melakukan pengamanan di lapangan. Bukan hanya itu, melainkan ada pula beberapa alutsista yang turut dikerahkan oleh TNI.
Alutsista yang dikerahkan antara lain pesawat fixed wing 9 unit, pesawat angkut boeing 1 unit, pesawat angkut Hercules 2 unit, pesawat evakuasi udara 1 unit dan jet tempur F-16 2 unit serta Sukhoi 2 unit. Kemudian ada 14 kapal perang yang ditempatkan di perairan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Andika mengatakan sejauh ini belum ada ancaman terkait KTT G20. Dia mengatakan itu merujuk laporan dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) serta intelijen negara-negara peserta KTT G20.
Penggunaan teknologi di jaman sangat modern seperti sekarang ini memang sebenarnya justru menjadi keharusan yang sama sekali tidak bisa dipungkiri lagi. Maka dari itu, Indonesia menggunakan teknlogi super canggih dalam seluruh proses pengamanan KTT G20 untuk bisa mendukung kelancaran dan suksesi penyelenggaraan forum internasional tersebut.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara