Inisiasi Indonesia Dorong Komitmen G20 Wujudkan Ketahanan Pangan Global
Inisiasi Indonesia Dorong Komitmen G20 Wujudkan Ketahanan Pangan Global
Selaku Presidensi, Indonesia terus menginisiasi agar segera terwujud komitmen konkret dari negara-negara G20 dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan global.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menyatakan bahwa Indonesia sendiri akan terus berkontribusi dengan beragam upaya untuk bisa memperkuat ketahanan pangan global.
Hal tersebut tentunya untuk bisa menjawab berbagai macam tantangan global yang belakangan terus mengancam.
Menurutnya beberapa hal yang difokuskan adalah mengenai adaptasi perubahan iklim, degradasi lahan, pengurangan polusi, keanekaragaman hayati dan ada pula hal lain.
“Sebagai bagian integral dari respons kami terhadap tantangan global saat ini, kami perlu memastikan bahwa upaya kami untuk memperkuat ketahanan pangan global akan berjalan seiring dengan langkah-langkah kami untuk mencapai tujuan kami. Itu terkait dengan sumber daya air, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, degradasi lahan, pengurangan polusi, dan keanekaragaman hayati,” katanya.
Indonesia sendiri terus mendorong agar terjadi pengurangan emisi gas rumah kaca hingga senilai -140 juta ton CO2e pada tahun 2030 mendatang.
Hal tersebut sebagai tindakan konkret dari komitmen kuat pelaksanaan program pada sektor kehutanan di Indonesia.
Selain itu, tujuannya adalah supaya bisa berkontribusi untuk kepentingan masyarakat global dalam rangka pemulihan hijau, hingga terbentuknya ekonomi yang inklusif, tangguh serta berkelanjutan.
Dengan adanya Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030, akan terus mendorong pentingnya peranan ekosistem, air tanah hingga tanah yang sehat.
Tentunya semuanya mampu untuk memastikan adanya sistem pangan berkelanjutan hingga keamanan pangan global.
Sementara itu, Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan Enhanced Nationally Determined Nontribution bahwa telah terjadi peningkatan target penurunan emisi sebanyak 31,89% dengan kemampuan Indonesia sendiri.
Di samping itu terdapat peningkatan pula hingga 43,20% karena ada bantuan negara-negara lain.
Peningkatan target penurunan emisi tersebut menurut Wapres RI sangat sesuai dengan kebijakan bangsa ini terkait perluasan konservasi dan restorasi alam dan beberapa hal lainnya.
“Peningkatan ini selaras dengan perkembangan signifikan kebijakan kami, antara lain perluasan konservasi dan restorasi alam, penerapan pajak karbon, mencapai Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta inisiasi program biodiesel B40,” katanya.
Di sisi lain, para negara anggota G20 juga telah membahas Concept Note: Strengthening Global Collaboration to Tackle Food Insecurity and Malnutrition.
Pembahasan itu untuk menginisiasi adanya kolaborasi khususnya pada Finance Track dan Sherpa Track G20 untuk bisa mencarikan solusi atas krisis pangan dunia.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian Arab Saudi, Suliman al-Khateeb menegaskan bahwa memang harus ada pengembangan mekanisme tata kelola berkelanjutan.
“Dalam pengembangan sistem pangan yang tangguh dapat mengantarkan ke arah kondisi ketahanan pangan dan nutrisi,” ucapnya.