BIN dan TNI/Polri Optimal Cegah Potensi Teror Jelang Nataru
Oleh : Shenna Aprilya Zahra )*
Jelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru), BIN, TNI, dan Polri melakukan pengamanan lebih ketat untuk mencegah terorisme, karena sangat rawan akan pengeboman. Personel TNI dan Polri akan terus ditambah. Selain itu, aparat keamanan makin gencar dalam melakukan Razia, agar teroris tertangkap dan tak bisa melakukan aksinya.
Akhir tahun identik dengan liburan dan masyarakat merayakan Natal dengan sukacita. Bagi yang tidak merayakannya, mereka tetap bergembira karena ada liburan Nataru (Natal dan tahun baru) sehingga bisa rehat sejenak dari kesibukan kantor. Ditambah lagi anak-anak libur sekolah sehingga bisa jalan-jalan di dalam maupun luar kota.
Akan tetapi keamanan masyarakat saat libur nataru bisa terganggu karena teroris yang sengaja membuat ulah dan melakukan teror di rumah ibadah serta tempat umum lain. Jangan sampai hal buruk ini terjadi. Oleh karena itu Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mencegah potensi teror jelang libur nataru.
Kabagpenum Divisi Humas Polri Dr. Nurul Azizah, menyatakan bahwa Polri akan melakukan antisipasi teror dalam rangka Natal dan tahun baru. Ia masih menunggu rencana pengamanan dan operasi dari Asisten Operasi Polri.
Perlindungan lebih ditingkatkan jelang nataru dan Polri selalu melakukan operasi lilin tiap akhir tahun untuk mengamankan masyarakat. Selain melindungi umat yang akan merayakan Natal, operasi ini juga dimaksudkan untuk merazia, jangan sampai ada yang berkeliaran dan membawa bom, senjata api, senjata tajam, atau barang berbahaya lain.
Polri juga berkolaborasi dengan TNI dalam rangka pengamanan hari raya Natal. Seperti yang terjadi di Kecamatan Banjareja Kabupaten Blora. Pasukan gabungan dari Polsek Banjarejo dan Koramil 03/Banjarejo Kodim 0721 Blora mengamankan kegiatan ibadah di sebuah gereja di sana.
Pengamanan yang dilakukan oleh pasukan gabungan TNI dan Polri sangat diapresiasi masyarakat karena mereka membuat ritual ibadah jadi lancar dan aman. Dengan bantuan dari aparat maka tidak akan ada potensi teror dan penyerangan dari para teroris.
Saat jelang nataru memang rawan karena dikhawatirkan ada serangan teroris yang memang tidak suka akan aktivitas umat dengan keyakinan lain. Namun TNI dan Polri berusaha keras agar masyarakat dapat melaksanakan ibadah jelang Natal dengan aman. Kemudian, rakyat yang akan liburan tahun baru juga merasa nyaman karena tidak ada gangguan di tempat umum.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa sebenarnya keadaan masih kondusif. Namun ia meminta jajarannya untuk memetakan potensi kerawanan dan mengantisipasi sejak dini potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat jelang nataru.
Antisipasi perlu dilakukan karena selama tahun 2022 ada banyak kegiatan yang berpotensi menjadi gangguan ketertiban dan keamanan. Polri siap mengamankan nataru dan membuat umat bisa merayakan Natal tanpa kekhawatiran. Penjagaan di tiap gereja dan sekitarnya makin diperketat. Polri juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan TNI dan BIN.
Selain memperketat keamanan dan antisipasi, maka Polri bekerja sama juga dengan Densus 88 antiteror untuk menangkap para teroris. Hal ini sebagai tindakan pencegahan agar mereka tidak bisa melakukan teror atau pengeboman, baik di depan rumah ibadah atau tempat umum lainnya. Teroris amat berbahaya karena sudah dicuci otak sehingga buta mata hatinya dan tega membunuh tanpa berperikemanusiaan.
Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan bahwa isu terorisme masih menjadi atensi pemerintah, terutama setelah ada pengeboman di Bandung waktu lalu. Sejumlah langkah telah diambil untuk mengantisipasi pengeboman di tempat umum maupun rumah ibadah dan dibantu penuh oleh BIN. Apalagi umat nasrani yang merayakan Natal perlu dilindungi agar bisa melakukan misa atau ibadah tanpa takut ada ancaman pengeboman oleh teroris.
Pemerintah menunjuk BIN untuk mengemban tugas dalam menyelamatkan negara dari kejahatan terorisme. BIN dengan kekuatan intelijennya akan menyebar mata-mata dan menyelidiki apakah ada teroris yang menyamar di tengah masyarakat. Dengan bantuan BIN maka para teroris akan ditangkap lalu dimasukkan ke dalam lembaga pemasyarakatan.
Setelah teroris itu tertangkap maka akan diselidiki lagi karena bisa jadi ada jaringan terorisme lain, baik di Sumatera, Jawa, atau pulau lainnya. Teroris yang tertangkap bisa jadi informan sehingga bisa mecegah aksi terorisme berikutnya, terutama jelang libur nataru. Oleh karena itu ia ditempatkan dalam sel khusus dengan perlakuan khusus pula, dan penjagaannya lebih ketat.
Jangan sampai libur nataru jadi bencana gara-gara serangan teroris. Oleh karena itu pemerintah menunjuk BIN, TNI, dan Polri, untuk berkolaborasi dalam mengamankan masyarakat jelang nataru. Keselamatan rakyat adalah nomor satu.
Liburan nataru bisa sangat berkesan tetapi juga menakutkan karena dibayang-bayangi oleh ancaman pengeboman oleh teroris. Polri, TNI, dan BIN berusaha keras agar makin banyak menangkap teroris, agar mereka tidak bisa membuat kekacauan pada libur nataru. Terorisme wajib diberantas agar negeri ini tidak hancur.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara