Peran Strategis Masyarakat dan Pelaku UMKM Percepat Pemulihan Ekonomi Indonesia

Ilustrasi UMKM di Indonesia

Oleh : Ananda Prameswari )*

 

Peran strategis dari masyarakat dan juga para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga dibantu adanya program dari Pemerintah RI, seluruhnya terbukti sangat efektif untuk terus mendorong adanya percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Diketahui bahwa Indonesia memiliki target rasio kewirausahaan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) mencapai 3,9 persen dan juga pertumbuhan wirausaha baru sebesar 4 persen pada tahun 2024 mendatang. Mengenai hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Airlangga Hartarto menyampaikan kembali bagaimana arahan yang telah dikemukakan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bahwa bangsa ini memiliki peluang yang sangat besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Terkait upaya yang dikemukakan oleh Presiden Jokowi tersebut, Airlangga Hartarto kemudian juga memberikan apresiasi sangat tinggi kepada bagaimana masyarakat yang turut serta mendukung seluruh program Pemerintah RI dalam memberikan fasilitas untuk tumbuh dan juga berkembangnya kewirausahaan di Tanah Air.

Karena memang hanya dengan dukungan seluruh pihak, percepatan pemulihan ekonomi nasional benar-benar bisa terlaksana dengan sangat maksimal dan sesuai target yang telah ditentukan. Bukan hanya itu, namun peranan masyarakat juga mampu terus mengembangkan dunia wirausaha di Indonesia supaya semakin meningkat lagi dan menjadi tulang punggung bagi fundamental ekonomi.

Selanjutnya, dengan semakin menurunnya kasus positif COVID-19 di Indonesia serta bagaimana pelaksanaan vaksinasi yang terus digencarkan oleh Pemerintah hingga berhasil menjangkau seluruh pelosok negeri sampai berhasil meningkatkan imunitas masyarakat dengan sangat tinggi untuk melawan pandemi, Menko Airlangga menyatakan bahwa saat ini memang kinerja yang dicatatkan oleh sektor ritel telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Bahkan peningkatan yang terjadi atas kinerja sektor ritel itu telah terjadi sejak periode kuartal pertama pada tahun 2021 lalu. Kemudian, beberapa sub kelompok belanja juga turut mengalami peningkatan sejak periode yang sama hingga saat jni, beberapa diantaranya adalah sektor supermarket, restoran, medis, household hingga fashion.

Lebih lanjut, berdasarkan rilisan data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga berhasil menunjukkan hal yang sangatlah menggembirakan dan patut dibanggakan, yang mana sektor manufaktur di Tanah Air itu terus berhasil mengalami percepatan pertumbuhan sejak bulan April tahun 2021 lalu bahkan dengan mencatatkan rekor tertingginya di posisi 54,6, yang mana artinya telah baik dari posisi sebelumnya yakni 53,2.

Dengan ini, bahwa jelas kalau sektor UMKM merupakan sebuah pilar paling penting dalam perekonomian Indonesia, karena selama gejolak pandemi hingga sempat munculnya isu resesi dunia akibat konflik geopolitik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia yang berdampak panjang hingga mempengaruhi kondisi finansial banyak negara maju lainnya, terbukti memang UMKM terus menjadi penopang dan tulang punggung ekonomi Tanah Air.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini yang berada di Indonesia bahkan telah melebihi angka 64 juta dengan keberhasilan sumbangsih mereka dalam kontribusinya menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga sebesar 61,07 persen atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.

Beberapa hal konkret terkait bagaimana kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian di Indonesia adalah kemampuannya untuk menyerap hingga sekitar 97 persen dari total tenaga kerja yang ada di Indonesia. Bukan hanya itu, namun sektor UMKM sendiri mampu menghimpun hingga sebanyak 60,4 persen dari total investasi di Indonesia.

Untuk semakin mensukseskan bagaimana kinerja sektor UMKM dalam meningkatkan dan bersumbangsih pada percepatan pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah RI juga telah menjalankan serangkaian program demi terus mendukung UMKM. Beberapa diantara program tersebut adalah pemberian bantuan insentif dan juga pembiayaan melalui program percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Selanjutnya beberapa rangkaian program lainnya adalah pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Digitalisasi pemasaran UMKM, Penguatan Wirausaha Alumni Program Kartu Prakerja melalui Pembiayaan KUR hingga ternasuk pula strategi jangka panjang untuk menaikkan kelas UMKM melalui pemberlakuan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang telah disahkan.

Dikatakan bahwa program digitalisasi pemasaran UMKM menjadi sangatlah penting lantaran sama sekali tidak bisa dipungkiri kalau dampak lain akibat adanya pandemi COVID-19 di dunia juga kemudian membuat terjadinya perubahan pola konsumsi barang dan jasa yang dilakukan oleh masyarakat dari yang sebelumnya didominasi secara offline menjadi secara online. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan trafik internet sekitar 15 hingga 20 persen.

Maka dari itu, dengan adanya pengalihan pola konsumsi masyarakat tersebut menjadi semakin penting momentum untuk mengakselerasi transformasi digital segera terjadi. Terlebih, sejauh ini potensi yang dimiliki oleh sektor UMKM sangatlah terbuka lebar sehingga semua upaya strategis dari masyarakat hingga para pelaku UMKM dan program pemerintah akan mampu dengan efektif mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

 

 

)* Penulis adalah kontributor Ruang Media