Tokoh Masyarakat Wajib Berperan Aktif Meredam KST
Jayapura — Kelompok Separatis (KST) makin meresahkan masyarakat karena berkali-kali membuat kerusuhan di Papua. Oleh karena itu, tokoh masyarakat berperan aktif dalam menghalau KST dan mencegah agar mereka tidak menyakiti masyarakat di Papua.
Sudah puluhan tahun KST, sebagai anak buah OPM, bercokol di Bumi Cendrawasih dan mereka selalu memiliki alasan yang sama: ingin merdeka dari Indonesia dan mendambakan keadilan. Untuk mencapai tujuannya maka KST melakukan berbagai cara, mulai dari penyebaran hoaks di media sosial sampai penyerangan secara terang-terangan di pemukiman warga.
Masyarakat perlu mewaspadai serangan KST agar tidak ada lagi yang jadi korban. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan bahwa KST masih berupaya mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada tahun 2023. Oleh karena itu ia meminta agar para tokoh masyarakat dan tokoh agama bekerja sama dengan berperan aktif, untuk mencegah penyerangan KST.
Irjen Mathius melanjutkan, rata-rata para tokoh di Papua masih bersaudara jauh dengan anggota KST. Oleh karena itu ia meminta bantuan mereka untuk memberi pemahaman, dan menghalau agar kelompok separatis tersebut untuk tidak mengganggu pembangunan di Papua. Terutama pada pembangunan yang berpengaruh kepada warga Papua.
Selama beberapa tahun ini KST berupaya mengganggu pembangunan di Papua dengan menyerang pekerja di proyek Jalan Trans Papua. Meski tidak ada korban jiwa, tetapi keselamatan mereka dipertaruhkan, dan sebagai solusinya maka ada pengawalan dari pihak aparat keamanan.
KST juga pernah menyerang para pekerja di Kabupaten Puncak sampai menimbulkan korban jiwa, pada bulan Maret tahun 2022. Padahal mereka sedang memperbaiki tower komunikasi yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Penyerangan KST menghambat pembangunan karena komunikasi akan terhambat dan warga kesulitan untuk mendapatkan sinyal, yang berguna bagi bisnis online mereka.
Oleh karena itu para tokoh masyarakat diharap untuk berperan aktif dalam menghalau serangan KST. Caranya bukan dengan kekerasan, tetapi dengan pendekatan yang komunikatif. Apalagi saat ada tokoh yang masih kerabat jauh atau satu marga/satu suku dengan pemimpin KST, suara mereka akan lebih didengar dan kelompok separatis tersebut akan mempertimbangkan untuk membatalkan serangan ke masyarakat.
Sebagai warga negara yang baik maka tokoh masyarakat diharap untuk ikut mensukseskan pemberantasan KST dengan mengikuti instruksi dari pemerintah atau Kapolda sebagai wakil pemerintah di Papua. Dengan himbauan dari Irjen Mathius D Fakhiri yang dituruti maka diharap KST tidak akan membuat serangan-serangan lagi yang merugikan warga.
Para tokoh masyarakat menyadari bahwa serangan-serangan KST sangat merugikan masyarakat karena menghambat pembangunan. Seperti pada penyerangan di Jalan Trans Papua. Jalur di jalan tersebut akan lama sekali selesainya ketika para pekerja ketakutan akan penyerangan KST.
Sementara itu, Tokoh pemuda Doni Gobay mengungkapkan bahwa kedamaian merupakan harapan seluruh elemen di Papua sehingga damai menjadi resolusi yang harus diwujudkan bersama di Tahun 2023.
Doni Gobay melanjutkan, terkait organisasi yang mempunyai paham berseberangan (KST), ia mendukung penuh Polda Papua untuk melakukan pendekatan secara khusus. Dalam rangka mengembalikan mereka kembali ke rumah yang sebenarnya yaitu merah putih, tentunya hal itu dengan bersinergi bersama pemerintah dan institusi terkait.
Dalam artian, KST tidak memiliki pendukung lagi karena tokoh pemuda dan tokoh masyarakat setuju akan pemberantasan kelompok separatis tersebut. Sinergi antara para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan aparat keamanan wajib dilakukan agar KST cepat dibubarkan.
Sementara itu, tokoh pemuda Yanto Eluay menyatakan bahwa masyarakat harus bersatu dalam menjaga keamanan dan ketertiban dari serangan KST. Jangan ada yang terpengaruh akan propaganda dan hoaks yang sengaja dibuat oleh anggota KST. Menurutnya, masih ada masyarakat yang terlalu mudah percaya akan hoaks, terutama di sosial media, sehingga mereka harus diperingatkan.
KST memang menggunakan sosial media agar mempengaruhi masyarakat dan memanas-manasi mereka agar ikut membelot. Mereka membuat akun-akun khusus dan menyebarkan hoaks seperti sweeping dan pemberantasan ras melanesia. Padahal tidak ada program seperti itu. Masyarakat diminta untuk tenang dan tidak terpicu oleh hoaks, yang akan mengacaukan keadaan.
Jika ada warga Papua yang menemukan hoaks yang ternyata dibuat oleh KST, maka laporkan langsung ke polisi siber. Nanti akan ditelusuri IP-adressnya sehingga akan diketahui posisi mereka di mana. Dengan cara itu maka penangkapan KST akan lebih mudah dilakukan, karena pelacakan dilakukan dengan bantuan teknologi canggih.
Masyarakat di Bumi Cendrawasih menghormati tokoh adat dan tokoh masyarakat dan mereka mengikuti instruksi agar tidak terpicu oleh isu yang sengaja diembuskan oleh KST. Jika tokoh masyarakat menolak KST maka warga Papua akan mengikutinya. Mereka paham bahwa KST dan OPM salah besar, karena ingin membelot dan mengajak masyarakat di Bumi Cendrawasih untuk turut serta dalam gerakan tersebut.
Para tokoh masyarakat dan tokoh pemuda kompak dalam menghalau KST dengan pendekatan secara kekeluargaan. Mereka, yang masih memiliki hubungankekerabatan, diharapkan mampu bicara dari hati ke hati sehingga KST terbujuk untuk menyerah. Dengan bantuan dari para tokoh masyarakat Papua maka diharap pemberantasan KST akan lebih mudah dilakukan.