Komitmen PB ESI Raih Juara Umum Pada IESF 14th World Esport Championship di Bali

Bali – Esports telah menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup bergengsi, di mana seorang gamer memiliki kesempatan untuk mengharumkan nama Indonesia melalui permainan yang ada di gawai. Terkait hal tersebut, Indonesia kini menjadi tuan rumah piala dunia esports bertajuk IESF Bali 14 World Esports Championships. Sebagai tuan rumah, tentu saja Indonesia memiliki optimisme yang tinggi untuk memboyong emas dan menargetkan juara umum.

Budi Gunawan selaku Ketua Umum PB ESI dan Bambang Sunarwibowo selaku Wakil Ketua Umum PB ESI memberikan arahan bahwa Indonesia harus sukses sebagai penyelenggara dan sukses dalam prestasi. Dengan semangat dan komitmen tersebut, Indonesia akan berjuang dengan kemampuan terbaik agar bisa menjadi juara umum.

Sebelumnya, PB ESI tidak hanya memberikan pelatihan teknis saja, tetapi juga membina para pemain dari segi non-teknis, seperti manajemen waktu, pola makan, pola komunikasi dan membangun mentalitas yang tangguh.

Sementara itu Ketua Bidang Pelatih dan Wasit PB ESI Christian Suryadi mengatakan bahwa baik dari nomor CS:GO, PUBG Mobile maupun Mobile Legends, Indonesia diketahui memiliki pemain kompeten yang bisa diandalkan.

Diketahui pada piala dunia esports yang diselenggarakan mulai dari 2-11 Desember mendatang. Di sinilah para pegiat esport tanah air akan disuguhkan 700 atlet dari 105 negara.

Dalam event internasional tersebut, ada enam nomor game yang dipertandingkan, seperti Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO), PUBG Mobile, Mobile Legends: Bang-Bang, e-Footbal 2023, DOTA 2 dan Tekken 7. Acara ini digadang-gadang akan menjadi ajang luring dengan jumlah kompetitor terbanyak.

Seluruh partisipan yang terlibat dalam kompetisi esport skala internasional ini tidak hanya berupaya untuk menyabet gelar juara saja. Mereka juga berupaya memperebutkan total hadiah hingga 500 US Dollar atau sekitar Rp. 7,7 miliar. Dalam kesempatan berbeda, Budi Gunawan pernah mengungkapkan agar esport bisa membantu pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya Ketua Umum PB ESI Budi Gunawan mengatakan, dalam jangka 1 tahun dan 5 tahun ke depan, PB ESI akan menjadi organisasi yang betul-betul dapat dibanggakan, menjadi organisasi cabang olahraga terbaik dari cabang olahraga lainnya. Serta yang terpenting yakni membantu pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Selain itu, Ketua Umum PB ESI yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini memberikan tantangan untuk para pengurus PB ESI agar dapat mengembangkan ekosistem esports di Indonesia, terutama dalam menciptakan games yang berdaya saing internasional. Sehingga produk-produk esport dalam negeri ini dapat merajai pangsa pasar dalam negeri. Jangan seperti saat ini dikuasai oleh game-game dari luar negeri.

Sebelumnya, PB ESI juga sempat menggelar Rakornas PB Esports Indonesia yang diselenggarakan pada 4-6 Maret 2022. Rakornas tersebut diikuti oleh segenap pengurus esport Indonesia setingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam kesempatan tersebut, PB ESI juga memberikan sosialisasi desain besar program kerja, regulasi, hingga menyerap rekomendasi. Kegiatan tersebut juga sekaligus memperingati HUT ke-2 PB ESI.

Keinginan Budi Gunawan untuk menjadikan esports sebagai pendongkrak ekonomi tentu saja bukan isapan jempol belaka. Berdasarkan World Economic Forum (WEF), esports telah membawa industri game tumbuh kuat ke level berikutnya sejak covid-19 melanda. Bahkan, ekonomi bisa terus bergulir dengan salah satu penggeraknya adalah industri game.

Data lain menyebutkan, 90% populasi di Asia Tenggara adalah pemain esports. Hebatnya lagi, 145 juta pemain berasal dari Indonesia. Angka ini tentu saja membuktikan bahwa setengah penduduk Indonesia adalah pemain game.

Berdasarkan statistik tersebut, tentu saja Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa semakin mengembangkan pertumbuhan ekonomi lewat industri game dan esports.

Meski diyakini bahwa perkembangan esport adalah sesuatu yang luar biasa, ternyata masih bermunculan stigma negatif terhadap dunia esports. Tentu saja untuk mengurangi stigma tersebut, diperlukan dukungan dari banyak pihak baik developer game, media, pemerintah dan berbagai stakeholder.

Perlu diketahui bahwa bermain game dengan dunia esports adalah dua hal yang berbeda, kalau hanya bermain game sudah pasti akan mendapatkan stigma negatif utamanya dari orang tua. Tetapi esport tidak sekadar bermain game, esports juga telah menjadi sebuah industri di mana setiap jam yang dihabiskan oleh pro player sangatlah berharga, tidak hanya mengasah skil, tetapi juga analisa tentang kesalahan, kekurangan dan strategi ke depannya dengan melibatkan berbagai pihak seperti pelatih dan analis. Esports sendiri telah mencakup 3 unsur dasar untuk kemudian bisa masuk ke dalam cabang olahraga, yakni unsur sportifitas, unsur kompetitif dan unsur prestasi.

Melalui IESF Bali 14th World Esport Championsip, diharapkan Indonesia bisa menunjukkan prestasi yang membanggakan, di sisi lain, perkembangan esports juga perlu didukung agar dapat berperan dalam perkembangan ekonomi. Mari kita dukung suksesenya atlet atlet esport Indonesia.