Pembangunan IKN Wujudkan Zero Emisi
Jakarta — Ibu Kota Negara Indonesia baru yang bernama Nusantara masih dalam proses pembangunan. Dalam proyek-proyeknya, dijamin tidak ada pembalakan hutan atau perusakan lingkungan. Pembangunannya mewujudkan zero emisi dan pemerintah membuat IKN sebagai kota yang modern sekaligus ramah lingkungan.
Ibu kota negara (IKN) akan dipindah dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sebelum resmi pindah pada tahun 2024, maka tahun 2023 pembangunannya dilakukan dengan seksama. Berbagai gedung akan dibangun di IKN, terutama Istana Kepresidenan.
Namun pembangunan Penajam Paser Utara membuat masyarakat agak khawatir karena proyek-proyek identik dengan kenaikan emisi udara dan kerusakan alam. Kekhawatiran ini dibantah oleh Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor. Menurutnya, pembangunan IKN tidak akan merusak lingkungan sekitar. Ia berani menjamin karena IKN adalah sebuah kota yang modern tetapi tidak merusak lingkungan.
Gubernur Isran Noor melanjutkan, konsep pembangunan IKN adalah forest city sehingga tidak merusak alam yang ada. Pembangunannya dengan zero emisi. IKN mengembalikan kondisi hutan seperti sedia kala. Hutan di IKN adalah hutan produksi, bukan hutan alami. Untuk mengembalikannya (hutan) maka pemerintah membuat persemaian di kawasan Mentawir, Sepaku, Kutai Kartanegara.
Dalam persemaian seluas 25 hektar akan ditanami dengan tanaman endemik (lokal) seperti meranti, bengkirai, dll. Setiap tahun, persemaian ini akan menghasilkan minimal 20 juta batang pohon. Pohon-pohon dari seluruh Indonesia juga akan ditanam di sana.
Persemaian dibuat untuk menyuplai sehingga bangunan-bangunan di IKN akan memiliki banyak tanaman dan pohon di sekelilingnya. Konsep IKN adalah forest city sehingga kotanya ada di dalam hutan. Kota dibangun dengan tidak merusak hutan, melainkan ada di dalam kawasan perhutanan yang asri tetapi tetap modern.
Oleh karena itu masyarakat tidak usah khawatir karena pembangunan IKN benar-benar zero emisi dan tidak merusak lingkungan. Malah ada persemaian yang membuat pepohonan terus tumbuh. IKN Nusantara akan sangat sejuk, beda dengan DKI Jakarta yang panasnya membara.
Kemudian, di IKN rencananya akan dibuat sistem lalu-lintas modern dan kendaraannya dengan mobil/motor listrik yang sangat minim emisi. Dengan kendaraan tersebut maka mobilitas lancar sekaligus ramah lingkungan. Mobil/motor listrik tidak mengeluarkan asap tebal dan berwarna hitam di bagian knalpotnya, seperti mobil/motor konvensional.
Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, Suharto, menyatakan bahwa hanya kendaraan listrik yang boleh masuk ke kawasan IKN. Hal ini sejalan dengan konsep IKN yang berkelanjutan, produktif, modern, serta ramah lingkungan. Transportasi umum juga menggunakan kendaraan listrik seperti bus listrik, kereta listrik, dll. Infrastrukturnya akan dibangun oleh Kementerian PUPR.
Jika semua kendaraan di wilayah IKN berbahan bakar listrik maka akan sangat bagus. Pertama, tidak akan menimbulkan emisi yang bisa mengurangi lapisan ozon di permukaan bumi, sehingga ramah lingkungan. Kedua, Indonesia akan bertransformasi menggunakan EBT (energi baru terbarukan) yaitu energi listrik, dan meninggalkan energi konvensional (bahan bakar minyak).
Sementara itu, Presiden Jokowi menyatakan bahwa ia menjamin bahwa IKN adalah kota yang tidak merusak lingkungan. Dalam artian, Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia. IKN dibangun di masa pemerintahan Presiden Jokowi dan tetap mempertahankan status itu, sehingga pembangunannya tidak akan menebang hutan dan merusak lingkungan di Kalimantan.
Konsep IKN sangat unik karena memadukan antara modern city, forest city, sekaligus sponge city. Pengertian dari forest city adalah kota yang berada di dalam hutan. IKN Nusantara sangat menarik karena posisinya berada di tengah hutan yang asri. Ini adalah hal yang sangat menarik bagi para investor sehingga mereka mau menanamkan modalnya, padahal kotanya sendiri belum terbangun 100%.
Jadi, tidak akan ada pemotongan pohon-pohon di Penajam Paser Utara, demi membangun sebuah gedung pemerintahan. Justru gedung tersebut ‘dimasukkan’ di tengah hutan dan diatur agar tidak ada pepohonan yang ditebang dengan semena-mena. Para pegawai pemerintah dan masyarakat IKN bisa menikmati kesejukan kota yang menyenangkan.
Sementara itu, Prahesti Pandanwangi, Direktur Aparatur Negara Kementerian Bappenas, menyatakan bahwa sponge city bisa menampung air hujan dan memanfaatkannya sebagai sumber daya air. Kota ini bisa menahan air hujan agar tidak langsung ke saluran drainase, dan dapat meningkatkan peresapan ke dalam tanah.
Dalam artian, IKN akan jadi sponge city karena keberadaan pepohonan di dalamnya. Selain menjadi filter udara dan paru-paru dunia, pohon dalam hutan juga berfungsi menyerap air ujan seperti spons. Sehingga ketika musim hujan akan aman dan tidak kebanjiran, karena airnya diserap dengan baik oleh akar pohon.
Pembangunan IKN sangat ramah lingkungan dan dijamin zero emisi, karena konsepnya adalah forest city sekaligus modern city dan sponge city. Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia sehingga harus dijaga keberadaan hutannya. IKN adalah kota yang ada di dalam hutan dan pembangunannya tidak merusak alam.